Nila Asin

Blog ini digunakan untuk menulis pengalaman pribadi

Kemelekatan: Pelajaran dari Pecahan Layar Monitor

Hai pembaca blogku, berhubung aku sudah tua dan sudah lama tidak eksplorasi tempat baru atau belum ada kehidupan baru (kalaupun ada, seringnya malas nulis), jadi mungkin nanti tulisanku kebanyakan tulisan refleksi aja ya.


Akhir – akhir ini banyak hal yang tidak aku sukai terjadi sehingga aku banyak mengeluh pada diri sendiri. Hal tersebut membuatku merasa kenapa aku jadi seperti bukan diriku yang terlalu banyak mengeluh ya? Hmmm. Hingga akhirnya, Tuhan memberiku jawaban melalui kejadian sepele yang unik: monitor kesayanganku pecah karena ditendang kucing kesayanganku tepat sehari setelah aku pamer setup mejaku menggunakan monitor itu dan aku terbuai oleh pujian teman - temanku wkwkwk.


Monitorku yang lama


Hari itu, aku sangat kesal karena usia monitor itu baru setahun. Tapi ya buat apa marah kan? Apalagi marah pada kucing yang tak mengerti Bahasa manusia. Akhirnya, untuk menghibur hatiku, aku membeli monitor baru sehari kemudian walaupun awalnya aku merasa “sayang sekali ya uangnya”. Tapi, ternyata aku justru merasa jauh lebih bahagia Ketika merakit, menata di meja dan menggunakan monitor baruku dengan tidak mengungkit – ungkit luka kerusakan pada monitor lama yang akhirnya menjadi barang rongsok.


Monitor baru alhamdulillah

Mungkin inilah yang dinamakan kemelekatan. Merasa seolah – olah sesuatu itu milikku dan melekat padaku.


Dari kejadian itu, timbul beberapa pelajaran hidup. Pertama, tidak ada satu pun di dunia ini yang benar – benar milikku. Semua yang ada di genggamanku hanyalah titipan yang bisa rusak, hilang, pergi bahkan mati. Harus Ikhlas jika diambil kapan pun (sebenarnya ini prinsip hidup yang aku terapkan selama ini, tapi aku terkadang lupa). Kedua, kemelekatan membuat rasa sakit berlebih bahkan bisa menjadi belenggu untuk menerima kebaikan dalam hidupku yang membuatku sulit untuk bersyukur dan merasa bahagia akan segala kebaikan – kebaikan yang terjadi dalam hidupku akibat kehilangan hal yang melekat pada diriku. Tapi, perasaan kesal, kecewa dan sedih tidak perlu ditampik, hanya perlu diterima oleh diri sendiri.


Dunia ini bukanlah tempat yang abadi. Aku sudah pernah merasakan jatuh sedalam – dalamnya, bangkit perlahan, kehilangan dan mendapatkan sesuatu yang baru dalam hidup. Semuanya dinamis, tidak ada yang statis, tidak ada yang tinggal di sisi kita selamanya, baik harta benda, keluarga, kecantikan, kepintaran dan sebagainya. Namun, kemelekatan itu nampaknya PR besar bagiku walaupun sudah diberi pelajaran berulang – ulang kali mulai dari hal besar sampai hal yang remeh temeh.


Allah Maha Baik, semoga aku dan bahkan kita semua bisa selalu memetik hikmah dari setiap kejadian baik manis, pahit, asam maupun asin. Bukankah kita diperintahkan untuk memetik hikmah dari setiap kejadian?

No comments